Selasa, 24 September 2013

Keterkaitan Keterampilan Menyimak dengan Bahasa


 Bagaimanakah keterkaitan kelompok anda (menyimak) dengan bahasa?


Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang digunakan  untuk berkomunikasi dan berinteraksi antarmanusia. Sedangkan menyimak adalah suatu proses kegiatan mendengarkan lambang-lambang lisan dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, serta interpretasi untuk memperoleh informasi, menangkap isi atau pesan serta memahami makna komunikasi yang disampaikan oleh pembicara melalui bahasa lisan. Menyimak merupakan salah satu dari empat aspek keterampilan berbahasa Indonesia.
  Manusia adalah makhluk sosial, mereka akan selalu hidup secara berkelompok, mulai dari kelompok kecil sampai dengan kelompok besar. Interaksi antarkelompok didukung dan ditopang oleh alat komunikasi vital yang telah mereka miliki bersama, yaitu bahasa. Kenyataan ini berlaku bagi semua kalangan masyarakat, baik itu masyarakat tradisional maupun masyarakat modern. Sehingga dalam masyarakat diperlukan keterampilan menyimak sebagai sarana interaksi antarmanusia satu dengan manusia lainnya. Simakan kosakata pertama sangat menentukan keterampilan berbahasa lainnya. Apabila sudah ada tradisi menyimak di kalangan masyarakat, keterampilan berbahasa yang lainnya pun akan turut berkembang. Menyimak memiliki banyak fungsi dalam kaitannya dengan bahasa, diantaranya adalah sebagai dasar belajar bahasa, meningkatkan keterampilan bahasa yang lain, memperlancar komunikasi lisan, memperkaya kosakata dan menambah wawasan atau pengetahuan. Oleh karena itu, bahasa dan menyimak memiliki keterkaitan yang begitu dalam, karena menyimak merupakan dasar dari keterampilan berbahasa lainnya serta menyimak memiliki fungsi-fungsi yang luas dan beragam dalam kaitannya dengan bahasa.

Rabu, 18 September 2013

Contoh Pidato pendidikan



Assalamu Alaikum warahmatullahi Wabarakatu

Selamat pagi, salam sejahtera bagi kita semua.

Perbaikan kualitas bangsa harus ditempuh dan terutama melalui pendidikan. Pendidikan itu proses yang panjang, yang tak henti-hentinya untuk mencapai satu tujuan dan terbuka untuk menerima ide-ide dan konsep-konsep baru. Itu makna pendidikan, sehingga suatu saat hasil dari pendidikan itulah yang akan menumbuhkan budaya baru dengan manusia yang cerdas.

Selama manusianya cerdas maka ia mempunyai kebijakan dan kebajikan dalam jiwanya. Barulah setelah itu dia mampu menguasai sains dan teknologi. Budaya baru itulah yang menjadi kontra budaya yang kemudian masuk ke dalam tatanan menjadi masyarakat (budaya) alternatif yang akan dipilih oleh bangsa ini.

Semuanya melalui pendidikan yang tertata rapi: pendidikan yang mampu mencerdaskan, mampu menumbuhkan jiwa yang bajik dan bijak, dan menguasai sains dan teknologi. Itulah nanti yang akan mengubah bangsa Indonesia menjadi Indonesia baru.

Hal ini tampaknya akan menjadi ”momok” bagi pendidikan di Indonesia. Belum lagi persoalan kekurangan tenaga pendidik terselesaikan, masalah sarana pendidikan yang tidak memadai muncul, dan menyusul persoalan mahalnya biaya pendidikan.

Kita masih merasa sebagai bangsa yang tertinggal dalam berbagai hal dibandingkan dengan bangsa lain. Oleh karena itu satu-satunya jalan untuk mencerdaskan bangsa adalah dengan meningkatkan pendidikan demi untuk menjadikan bangsa yang cerdas melalui sistem pendidikan nasional yang menyeluruh dan terencana.

Namun untuk menuju ke arah itu, jalan yang ditempuh sangat panjang dan berliku karena persoalan pendidikan sangat terkait dengan faktor lain, termasuk masalah ekonomi, keamanan dan masalah sosial lainnya. Para guru pun diharapkan mulai mengubah cara belajar kepada siswa. Para guru pun tidak boleh lagi memberikan tekanan kepada siswa seperti pelajaran menghafal dan memberikan soal pilihan ganda (multiple choice) karena bisa berdampak pada pembentukan kepribadian.

Peran pendidikan, sebagai sarana pemberdayaan, harus secara sadar menyiapkan peserta didik dalam kehidupan masyarakat baik sebagai individu maupun anggota masyarakat. Pemberdayaan hanya mempunyai makna jika proses pemberdayaan menjadi bagian dan fungsi dari kebudayaan.

Oleh karena itu, pendidikan harus menumbuhkan jiwa independensi, menggerakkan pernyataan diri dan para pendidik mengajar siswa untuk hidup dalam harmoni dengan menghargai adanya perbedaan.

Ke depannya, sistem pendidikan harus berubah dari instruksional menjadi motivasional berprestasi, berkreasi, dan berbudi pekerti.

Wassalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatu